DONALD FRIEND BERBICARA

(1915 to 1989) 

  PENDAHULUAN:

  ==============

 Donald Friend tinggal di Bali selama 14 tahun. Waktu tiba di Bali,
 sebagai seorang artis, dia sudah cukup dikenal di Australia.
 Namun sebagai tamu yang tinggal lama di Bali, karya-karyanya berkembang
 dengan menciptakan gayanya yang tersendiri. Dia yang sudah pernah melukis
 di Australia, Afrika, Kalimantan, Italy, Yunani, Srilangka dan akhirnya di Bali,
 telah menunjukkan stimulasi perubahan dari perjalanannya. Namun Friend
 tetap bisa menyerap kebudayaan Bali dan mendapatkan dorongan dan
 inspirasi untuk lokasi lukisannya (mungkin seperti Gauguin di Tahiti).
 Karena Friend tidak pernah mengajar di Bali atau Indonesia, wawancara pada
 tahun 1982 ini disetujui sebagai dasar pemikiran Friend dalam hubungan dengan
 pendapatnya tentang dasar aspek modernisme untuk seniman-seniman muda Asia.

 

 Donald Friend tinggal di Bali selama 14 tahun.
 Waktu tiba di Bali, sebagai seorang artis,
 dia sudah cukup dikenal di Australia.
 Namun sebagai tamu yang tinggal lama di Bali,
 karya-karyanya berkembang dengan
 menciptakan gayanya yang tersendiri.
 Dia yang sudah pernah melukis di Australia,
 Afrika, Kalimantan, Italy, Yunani, Srilangka
 dan akhirnya di Bali, telah menunjukkan
 stimulasi perubahan dari perjalanannya.
 Namun Friend tetap bisa menyerap
 kebudayaan Bali dan mendapatkan dorongan
 dan inspirasi untuk lokasi lukisannya
 (mungkin seperti Gauguin di Tahiti).
 Karena Friend tidak pernah mengajar di Bali
 atau Indonesia, wawancara pada tahun 1982
 ini disetujui sebagai dasar pemikiran Friend
 dalam hubungan dengan pendapatnya tentang
 dasar aspek modernisme untuk seniman-
 seniman muda Asia.




Photo of Donald Friend in his Sydney flat
painting a gouache portrait of Chris Wee
 during the interview sessions, 1982.
 


PENGAJARAN SENI:

================

CHRIS: Kata orang, seniman-seniman besar di Indonesia suka mengajar.
Apakah Anda bisa mengekang keinginan anda untuk mengajar seni?
DONALD: Tidak sulit, karena saya tidak pernah mengajar seni.
Ada yang minta saya untuk mengajar di sekolah tertentu, tetapi saya tolak.
Kemudian ada tekanan yang mengharuskan saya mengajar sebagai kondisi untuk
memperpanjang visa tinggal saya atau hal-hal lainnya. Maka, saya bilang kepada mereka,
“Kalau saya harus mengajar, hanya satu yang bisa saya ajarkan– dan itu adalah dengan
menggambar model telanjang.” Tentu saja komentar itu mengundang banyak
“Er Hmmms” (dari petugas Imigrasi) dan sebagainya– karena sangat sulit membayangkan
kelas yang penuh dengan murid-murid di sekolah seni dengan model laki-laki atau perempuan
yang berdiri telanjang di depan mereka. Kadang-kadang saya mengajar seseorang yang saya
anggap mempunyai bakat yang besar (seperti Ida Bagus Nyoman Rai) tapi belum pernah di sekolah.
Mungkin juga karena saya terlalu keras untuk menjadi guru. 

CHRIS: Apakah ada seniman di Bali yang meminta saran kepada anda?
DONALD: Ya, mereka datang dan minta saran dari saya– ada puluhan orang.
Tapi saya tidak pernah mengambil murid, karena kebanyakan dari mereka,
setelah melihat sekilas karya saya, langsung meniru dan menjualnya kepada penjual
 lukisan dengan menggunakan nama saya.
 


 
SENI ABSTRAK MODERN:

 ====================

 CHRIS: Seniman besar Jackson Pollock dari
 Amerika, Lukisannya seperti cat yang hanya
 dituangkan ke kanvas, ya?
 
DONALD: Bukan hanya sekedar menuang
 campuran semen ke udara. Bukan begitu!
 Dalam seni abstrak, kenyataannya lebih dari itu.
 Anda bisa melihat dari goresan-goresan spontan
 seniman-seniman besar mungkin dilakukan
 kelihatanya hanya dalam 5 menit namun sebenarnya
 pengalaman hidup itulah inti dalam menggambar.

 Bukan hanya goras-gores, tuang sana tuang sini
 jadilah sebuah karya yang jenius. Bukan begitu.
 Ada banyak hal yang tercakup di dalamnya.
 Tidak ada gunanya apabila seseorang melihat seni
 hanya sebagai kesenangan dan profesi yang mudah
 saja, seperti meneruskan bisnis bapaknya atau yang
 seperti itu, bukan begitu. Walaupun kelihatannya
 mudah dan hasilnya bagus, namun sangat sulit untuk
 dilakukan dan mungkin ada orang kaya yang datang
 dan membeli lukisan itu maka bisa beli mobil dan
 melukis lagi dan membeli mobil lagi. Hidup bukan
 seperti itu.

 



Two Boys Standing in Atap Hut
large offset print made from
Donald Friend’s earlier Retrospective
Exhibition at Holdsworth Gallery,
Sydney, based on a gouache/watercolour
on paper,
38.5 x 31.5 cm


 

KEKAYAAN dan SENIMAN:

=====================

CHRIS: Apakah untuk lulus menjadi seniman itu lebih sulit bagi orang kaya
daripada orang miskin? Apakah penderitaan itu penting?
 
DONALD: Saya kira begitu. Ya. Kenyamanan dari kekayaan bisa sangat mengganggu.
Tidak banyak seniman kaya, yang waktu mulai sudah kaya. Hanya sedikit yang bisa menjadi kaya.
Tapi kebanyakan, seniman itu berasal dari tingkat kehidupan miskin tingkat menengah ke bawah.
Mengapa begitu? Saya tidak tahu.

 

      Top                                          Back           Next